Majesticva merupakan sebuah blog yang menyediakan berbagai informasi dan tips yang sangat bermanfaat bagi anda yang mencari informasi

Senin, 15 Januari 2018

Kepedulian Grup yang Pernah Bernama Raja Garuda Mas ini terhadap Para Petani

Tidak ada komentar :
Kepedulian khusus diberikan oleh Royal Golden Eagle (RGE) kepada para petani. Bagi grup yang berdiri dengan nama Raja Garuda Mas ini, para petani mendapat perhatian tersendiri. Bahkan, mereka dianggap sebagai mitra yang sejajar.

Hal itu tidak lepas dari bidang bisnis yang digeluti oleh Royal Golden Eagle. Sebagai korporasi berbasis sumber daya alam, RGE tahu persis arti penting para petani. Banyak dari bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi dapat dihasilkan oleh para petani.

Tengok saja bidang bisnis yang digeluti oleh Royal Golden Eagle. Grup yang didirikan oleh pengusaha Sukanto Tanoto dengan nama awal Raja Garuda Mas ini memiliki sejumlah industri yang berkaitan erat dengan pertanian dan perkebunan. Mereka berkecimpung dalam sektor kelapa sawit, pulp dan kertas, selulosa spesial, serta Serat viscose.

Kepedulian Grup yang Pernah Bernama Raja Garuda Mas ini terhadap Para Petani


Ada kesamaan di antara ragam industri yang digeluti Royal Golden Eagle. Semuanya membutuhkan bahan baku dari hasil pertanian dan perkebunan. Dalam pembuatan minyak kelapa sawit tentu diperlukan kelapa sawit sebagai bahan dasarnya. Sementara itu, untuk memproduksi pulp dan kertas, diperlukan kayu dari pohon seperti akasia dan eukaliptus.

Terkait hal tersebut, peran petani sangat vital. Mereka bisa menjadi mitra yang menyediakan bahan baku bagi proses produksi grup yang pernah bernama Raja Garuda Mas tersebut. Atas dasar ini, Royal Golden Eagle menaruh kepedulian khusus terhadap nasib para petani. Mereka dinilai bisa menjadi partner yang dapat diajak berkembang bersama seiring kemajuan perusahaan.

Menurut pengamat pertanian yang merupakan Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Andreas Dwi Santosa, Nilai Tukar Petani (NTP) cenderung menurun dari tahun ke tahun. "Kalau bicara tahunan, NTP 2014 dibanding NTP 2015 dibandingkan 2016 dan terus dibandingkan NTP 2017 terus mengalami penurunan. Artinya petani semakin lama semakin menderita," katanya seperti dikutip dari Okezone.com.

Andreas menyebutkan NTP dalam tiga tahun terakhir tidak mencapai angka 100. Hal ini menandakan kesejahteraan petani kian menurun. Melihat hal tersebut, keputusan RGE untuk memberi perhatian khusus terhadap para petani terasa tepat. Petani memang perlu dukungan agar bisa meraih taraf kehidupan yang layak. Untuk melaksanakannya, ada banyak program yang dijalankan oleh Royal Golden Eagle untuk menggandeng petani. Asian Agri misalnya. Anak perusahaan RGE yang bergerak dalam industri kelapa sawit ini selalu mengajak petani sebagai mitra.

Terdapat dua model kemitraan yang dijalankan oleh Asian Agri dengan para petani. Pertama adalah sistem plasma dan inti. Petani bertindak sebagai plasma yang didukung penuh oleh Asian Agri yang bertindak sebagai induknya. Sebagai perusahaan inti, unit operasional grup yang berdiri dengan nama Raja Garuda Mas ini memberi dukungan agar petani berkembang. Mereka menyediakan fasilitas hingga memberi pelatihan sistem perkebunan yang baik.

Adapun model kemitraan berikutnya adalah dengan petani swadaya. Petani bisa bebas menyuplai hasil perkebunan kelapa sawitnya ke pihak mana pun. Namun, jika ingin menjual ke Asian Agri, maka harus ada standar pengelolaan lahan yang mesti ditetapkan. Standardisasi ini meliputi beragam hal mulai dari sistem pengelolaan yang berbasis keberlanjutan hingga cara bertani yang baik.


CONTOH NYATA

Contoh Nyata Kepedulian Grup yang Pernah Bernama Raja Garuda Mas ini terhadap Para Petani


Banyak petani yang menikmati dukungan dari Asian Agri. Salah satunya adalah Rasidi yang berkebun kelapa sawit di Riau. Datang sebagai perantauan, mulanya Rasidi tidak tahu cara bertani kelapa sawit yang benar. Namun, karena didampingi oleh Asian Agri, kemampuannya meningkat.
"Awalnya saya hanya punya lahan 2 hektare sawit di SP 12, Desa Suka Mulya, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak. Namun berkat bimbingan, arahan dan pelatihan yang diberikan Asian Agri, akhirnya saya sekarang menjadi petani sawit yang cukup sukses dengan lahan 6 hektare," kenang Rasidi di Tribun Pekanbaru.

Dulu, hal dasar bertani seperti pemahaman mengenai unsur hara tidak diketahui oleh Rasidi. Namun, Asian Agri mau mengerahkan timnya untuk meneliti kondisi lahan yang dikelola oleh Rasidi. Sesudah diteliti, barulah bisa ditentukan cara mengelola yang baik seperti pupuk yang pas.
Kemudahan lain juga dirasakan oleh Rasidi. Dalam pembiayaan untuk memperoleh pupuk, ia bisa menyicil. Selain itu, Rasidi pun diajari beragam cara penanggulangan hama dan gulma dengan pelatihan tim semprot serta tata cara panen.

Berkat itu, hasil perkebunan Rasidi meningkat. Tentu saja hal tersebut berdampak terhadap kesejahteraan Rasidi. Terlebih lagi, ia mendapat dukungan lain berupa ilmu tentang integrasi sapi dan kelapa sawit dari Asian Agri.

Lewat kegiatan tersebut, unit bisnis grup yang pernah bernama Raja Garuda Mas itu mengajari bagaimana cara memanfaatkan kelapa sawit untuk berternak sapi. Mereka melatih petani menyiapkan pakan sapi dari pelepah sawit yang dicacah, dicampur bungkil sawit dan lainnya. Selanjutnya kotoran sapi difermentasi menjadi pupuk cair dan kompos untuk sawit. "Kami juga dibantu lewat CSR Asian Agri untuk pengadaan ternak sapi," ungkap Rasidi. “Sekarang jumlah sapi saya banyak.”

Selain Asian Agri, anak perusahaan Royal Golden Eagle lain, Grup APRIL juga memberikan perhatian khusus kepada para petani. Melalui unit bisnisnya, PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), APRIL menggandeng sejumlah petani menjadi petani binaan dalam program Community Development (CD).

Banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh para petani binaan RAPP. Salah satu yang menikmatinya adalah Usman dari Desa Olak, Sungai Mandau, Kabupaten Siak. Bergabung menjadi petani binaan sejak 2001, sebagai bagian dari kelompok tani Semangat Karya Tani, Usman sering mendapat beragam bantuan seperti pupuk, alat pertanian, hingga bibit anak sapi yang bisa dirawatnya dengan baik.

Akibatnya perekomian keluarga Usman meningkat pesat. Ia sanggup mandiri berkat hasil pertanian dan peternakan yang diperolehnya sebagai petani binaan unit operasional Royal Golden Eagle tersebut.

“Kelompok tani kami selalu dibantu oleh RAPP seperti bibit tanaman, pupuk, bakalan sapi, dan alat-alat pertanian lainnya. Tidak hanya itu, perusahaan juga membantu kelompok kami dengan memberikan material pembuatan kandang sapi kelompok. Tidak terhitung lagi nilai bantuan yang diberikan” ungkap Usman.

Grup yang bernama awal Raja Garuda Mas ini berusaha menginspirasi petani supaya bisa mandiri. Hal itu dirasakan oleh Usman yang akhirnya mampu berdiri sendiri. “Kebanyakan masyarakat hanya menjadi penonton, tidak mau, ataupun enggan terlibat di dalamnya. Siapa yang berusaha, maka dialah yang menuai hasil,” kata Usman.

Hingga saat ini, CD Manajer RAPP, Sundari Berlian mengatakan telah ada 150 kepala keluarga telah menjadi mitra bina CD RAPP untuk program ekonomi. Harapannya jumlah tersebut terus berkembang. "Perusahaan memiliki cita-cita, yakni tumbuh dan berkembang bersama masyarakat. Perusahaan berupaya agar dapat melibatkan lebih banyak masyarakat dalam program yang dijalankan, sehingga perusahaan dapat memberi dampak yang besar kepada masyarakat," kata Sundari.

Royal Golden Eagle memang unik. Grup yang berdiri dengan nama Raja Garuda Mas ini sangat memerhatikan nasib petani yang kerap dilupakan.

read more @ https://id-id.facebook.com/SukantoTanoto/
http://ekonomi.kompas.com/read/2014/12/05/1556189/Tiga.Kunci.Sukses.Bisnis.Sukanto.Tanoto
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar