Majesticva merupakan sebuah blog yang menyediakan berbagai informasi dan tips yang sangat bermanfaat bagi anda yang mencari informasi

Kamis, 21 Desember 2017

Sejarah Singkat dan Perkembangan Batik Danar Hadi

Tidak ada komentar :
Batik merupakan warisan budaya para leluhur di bumi Nusantara. Corak tradisional batik menggambarkan keindahan dan keluhuran pribadi Bangsa. Bahkan batik ini juga sudah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu dari “Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi” pada milik Indonesia tanggal 2 Oktober 2009. Dengan diakuinya batik menjadi salah satu warisan budaya yang indah dan luhur, diharapkan dapat membuat masyarakat Indonesia semakin bangga untuk memakai batik. Batik sendiri juga mempunyai beraneka jenis dan variasi corak yang beragam. Daerah-daerah penghasil batik yang paling terkenal adalah Pekalongan, Yogyakarta, Solo, Madura, Cirebon dan sebagainya. Salah satu batik yang terkenal akan kualitas dan keindahannya adalah Batik Danar Hadi yang berasal dari Solo.


Danar Hadi didirikan oleh pasangan H. Santosa Doellah dan Hj. Danarsih Santosa dari tahun 1967. Nama Danar Hadi merupakan gabungan dari nama Hj. Danarsih dan nama ayahnya H. Hadipriyono. Para pendiri usaha batik tersebut bisa dibilang orang-orang yang sangat berpengaruh di Solo, bahkan di Pulau Jawa dan Indonesia, kakek buyut dari H. Santosa Doellah ternyata adalah Alm. H. Bakri yang merupakan salah satu tokoh Sarekat Dagang Islam yang merupakan organisasi Islam yang bergerak di bidang perdagangan di masa kemerdekaan Indonesia.

H. Santosa Doellah dan Hj. Danarsih Santosa memulai usaha batik Danar Hadi dari industri rumahan yang kecil. Pada awal mulanya mereka menjual batik dengan cara yang informal. Sebagian besar pelanggan pada tahun 1970’an datang langsung ke rumah Hj. Danarsih untuk membeli produk batik lalu menjualnya kembali. Kedua pasangan ini juga tak hanya membuat batik dan berdagang, tapi juga secara aktif bergabung di Obligasi Batik dan bergaul dengan sesama usahawan-usahawati batik dalam organisasi yang juga didirikan oleh Alm. H. Bakri tersebut. Obligasi Batik didirikan bertujuan untuk menghindari monopoli yang merugikan pada perdagangan bahan baku dalam industri batik.

Seiring dengan berkembangnya trend fashion, kain batik mulai diaplikasikan ke berbagai pakaian wanita dan pria, baik atasan maupun bawahan akhirnya guna mempromosikan hal tersebut, Santosa kemudian mulai menggelar beberapa kegiatan fashion show yang menggunakan busana berbahan kain batik di Hotel Indonesia, Hotel Borobudur Jakarta, hingga ke sejumlah hotel di Singapura. Beliau juga bekerja sama dengan sejumlah desainer semisal Hari Darsono dan Prayudi dalam acara fashion show tersebut.

Berkat semangat dan kerja keras Santosa dan Danarsih, nama Danar Hadi mulai terkenal di luar Solo, juga bahkan merambah pasar ekspor luar negeri. Saat ini, sudah ada sekitar 26 outlet cabang Danar Hadi yang tersebar di daerah-daerah Pulau Jawa bahkan luar Pulau Jawa termasuk Papua. Selain itu, karena kecintaannya terhadap batik, H. Santosa juga mendirikan sebuah Museum Batik di Solo. Beliau telah mengoleksi berbagai macam jenis batik, mulai yang kontemporer hingga yang sudah berusia puluhan tahun.

Saat ini Batik Danar Hadi secara rutin diekspor rutin ke Amerika Serikat, Italia dan juga Jepang, dengan berkembangnya usaha batik tersebut, awal mulanya Santosa hanya memiliki karyawan berjumlah 20 orang, sekarang sudah mencapai lebih dari 1000 orang dan diharapkan akan semakin berkembang. Selain itu, inovasi dalam desain, motif dan model busana batik terus dilakukan oleh Santosa untuk semakin menarik minat pasar. Selain itu, pria kelahiran Solo, 7 Desember 1941 ini juga mengaku bahwa tidak takut tersaingi batik dari luar negeri karena batik Indonesia jauh lebih unggul dalam teknik pembuatannya.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar