Majesticva merupakan sebuah blog yang menyediakan berbagai informasi dan tips yang sangat bermanfaat bagi anda yang mencari informasi

Selasa, 26 Desember 2017

Sejarah dan Padupadan Kebaya Encim Modern

Tidak ada komentar :
Tahukah Anda tentang kebaya nyonya atau yang selama ini dikenal dengan kebaya encim bahwasanya kebaya ini ternyata sudah mengalami proses yang panjang hingga bisa jadi salah satu kekayaan budaya Indonesia? Kini saatnya Anda untuk melestarikan kebudayaan tersebut dengan membudidayakan dan menggunakannya setelah membaca kisah sejarah kebaya yang merupakan hasil percampuran (akulturasi) dari beberapa kebudayaan ini.


Meskipun kebaya sudah muncul sejak dicatat pertama kali oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang juga menulis buku berjudul History of Java yang bernama Sir Thomas Stamford Bingley Raffles pada tahun 1817, kebaya telah melalui proses akulturasi dengan bermacam-macam budaya yang masuk. Salah satunya adalah dengan budaya Tionghoa yang kemudian menghasilkan kebaya nyonya (encim) tersebut. Zaman itu, gelombang imigrasi penduduk etnis Tionghoa ke Indonesia meningkat seiring dengan aktifnya perdagangan di berbagai bidang mulai dari abad ke-15.

Uniknya, para pedagang imigran Tionghoa yang datang ke Indonesia dan Asia Tenggara tidak membawa serta istri-istri mereka. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan dan mengobati kerinduannya, kebanyakan pria-pria tersebut akhirnya memperistrikan wanita pribumi penduduk sekitar yang saat itu memakai kebaya sebagai busananya sehari-hari. Wanita yang dipersunting pria Tionghoa disebut dengan nama “Nyai”.

Menurut Eddy Prabowo Wiranto, seorang dosen jurusan Bahasa Indonesia di salah satu universitas terkemuka di Beijing, meskipun para wanita pribumi yang diperistri pria China totok, mereka tetap menggunakan kebayanya setiap hari. Yang membedakan adalah kebaya yang dipakai setelah mereka menikah bahannya lebih halus, lebih mahal dan modelnya merupakan perpaduan antara budaya Indonesia dengan budaya Tiongkok. Kemudian anak-anak perempuan yang mereka lahirkan secara otomatis juga mengenal kebaya yang sama seperti yang ibu-ibu mereka pakai. Sehingga kebaya ini disebut kebaya encim atau kebaya nyonya karena dipakai oleh istri-istri juragan saudagar Tionghoa.

Kemudian seiring berkembangnya sektor perdagangan dan banyaknya pedagang serta pendatang dari Portugis dan Malaka, kebaya tersebut juga semakin kaya dengan percampuran budaya-budaya tersebut. hal tersebut dapat dilihat dari variasi pemilihan bahan dan model yang lebih simpel sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia. Kebaya ini lantas populer dan disukai oleh banyak wanita Indo-China yang bermukim di daerah pesisir Jawa, termasuk Batavia (Jakarta). Kebaya ini juga model yang sama seperti yang R.A Kartini sering kenakan.

Dalam era modern seperti ini, dimana fashion juga mengalami perkembangan, variasi model kebaya juga disesuaikan dengan masa kini dan sudah banyak dijual di pasaran. Sama halnya dengan kebaya kutubaru, kebaya nyonya (encim) ini juga tak kalah populer. Jika kebaya kutubaru cocok dipakai di acara formal maka kebaya nyonya ini dapat dipakai di acara-acara semi formal bahkan casual. Berikut padu padan kebaya nyonya ini:

1. Rok.

Kebaya memang sangat cocok dipadupadankan dengan rok span. Untuk menghadiri acara-acara resmi atau formal, gunakan rok batik untuk menambah kesan tradisional.

2. Jeans.

Siapa bilang kebaya tidak dapat dipadupadankan dengan celana jeans? Tentu saja bisa. Malah dengan memadupadankannya dengan skinny jeans membuat Anda terlihat sangat cantik saat berada di acara-acara semi formal maupun santai. Namun hindari pemakaian jeans belel atau robek-robek.

3. Pemilihan aksesoris dan sepatu.

Untuk mempermanis penampilan Anda, Anda dapat memakai obi ala Jepang, ikat pinggang yang lebih lebar berbagai model. Bisa yang dari kain, suede atau kulit. Sedangkan untuk kalung atau gelang Anda bisa memilih model-model yang oldshool atau etnik. Untuk pemilihan sepatunya pun bebas, Anda masih bisa memakai kebaya encim dengan flat shoes atau wedges jika Anda memilih jeans sebagai bawahan Anda.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar